Profil Desa Sindon

Ketahui informasi secara rinci Desa Sindon mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Sindon

Tentang Kami

Desa Sindon, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, sebuah desa wisata menawan yang kehidupannya menyatu dengan tepian Waduk Cengklik. Desa ini secara dinamis memadukan potensi perikanan karamba jaring apung dengan pesona wisata kuliner ikan bakar segar dan rekrea

  • Beranda Waduk Cengklik

    Kehidupan, identitas dan perekonomian Desa Sindon secara fundamental terikat dan dibentuk oleh keberadaan Waduk Cengklik yang menjadi halaman depannya.

  • Dwi Potensi Ekonomi Air

    Perekonomian desa ini ditopang oleh dua pilar utama yang bersumber langsung dari waduk, yakni sektor budidaya ikan air tawar melalui sistem karamba jaring apung dan industri pariwisata yang berbasis kuliner dan rekreasi.

  • Pusat Kuliner Ikan Bakar Populer

    Desa Sindon telah berhasil membangun reputasi sebagai salah satu tujuan utama di Boyolali untuk menikmati sajian kuliner ikan air tawar segar yang dipanen langsung dari keramba di waduk.

XM Broker

Di tepian barat Waduk Cengklik yang ikonik, terhampar sebuah desa di mana air bukan hanya sumber kehidupan, tetapi juga denyut nadi perekonomian dan inspirasi. Desa Sindon, yang berada di wilayah Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, telah bertransformasi menjadi sebuah destinasi yang memikat, di mana pemandangan keramba jaring apung berpadu dengan aroma sedap ikan bakar yang mengundang selera.

Kehidupan di Desa Sindon berjalan selaras dengan riak air waduk peninggalan zaman kolonial tersebut. Desa ini merupakan contoh sempurna bagaimana sebuah komunitas mampu beradaptasi dan secara kreatif memanfaatkan aset geografis di halaman belakang rumahnya. Dari sebuah desa agraris biasa, Sindon telah berkembang menjadi pusat perikanan budidaya dan surga kuliner yang ramai dikunjungi, membuktikan bahwa potensi alam jika dikelola dengan baik akan menjadi sumber kesejahteraan yang berkelanjutan.

Sejarah Desa dan Keterikatan dengan Air

Sebelum Waduk Cengklik dibangun, Desa Sindon, seperti halnya desa-desa lain di sekitarnya, merupakan sebuah komunitas agraris yang menggantungkan hidup pada lahan pertanian. Sejarah nama "Sindon" sendiri memiliki beberapa versi cerita rakyat, namun kehidupannya saat itu tidak jauh berbeda dengan desa-desa lain di dataran rendah Boyolali.

Titik balik sejarah desa ini terjadi antara tahun 1926-1928, ketika pemerintah kolonial Belanda membangun Waduk Cengklik untuk keperluan irigasi perkebunan tebu dan pertanian di wilayah Kasunanan Surakarta. Pembangunan waduk raksasa ini secara permanen mengubah lanskap dan takdir Desa Sindon. Sebagian wilayahnya tergenang, namun di sisi lain, desa ini dianugerahi sebuah "lautan" air tawar yang luas tepat di depan mata.

Sejak saat itulah, keterikatan masyarakat Desa Sindon dengan air dimulai. Awalnya, waduk dimanfaatkan untuk irigasi dan mencari ikan secara tradisional. Namun dalam beberapa dekade terakhir, masyarakat mulai melihat potensi yang jauh lebih besar, yang kemudian melahirkan dua pilar ekonomi utama yang menopang desa hingga hari ini: perikanan budidaya dan pariwisata.

Geografi, Administrasi, dan Data Kependudukan

Desa Sindon secara administratif merupakan bagian dari Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), luas wilayah daratan Desa Sindon yaitu 2,39 kilometer persegi. Dengan jumlah penduduk pada akhir tahun 2023 yang tercatat sekitar 3.820 jiwa, tingkat kepadatan penduduknya mencapai 1.598 jiwa per kilometer persegi.

Pemerintahan desa dijalankan oleh seorang Kepala Desa beserta jajaran perangkatnya. Batas-batas wilayah Desa Sindon sangat unik, terutama di sisi barat:

  • Berbatasan dengan Desa Sobokerto

  • Berbatasan dengan Desa Ngargorejo

  • Berbatasan dengan Desa Donohudan

  • Berbatasan langsung dengan perairan Waduk Cengklik

Batas barat yang berupa hamparan air inilah yang menjadi ciri geografis paling menonjol dan menjadi fondasi bagi seluruh aktivitas ekonomi dan sosial di Desa Sindon.

Dua Pilar Ekonomi dari Berkah Waduk Cengklik

Perekonomian Desa Sindon berdiri kokoh di atas dua pilar yang keduanya bersumber dari Waduk Cengklik. Sinergi antara kedua sektor ini menciptakan sebuah ekosistem ekonomi yang dinamis dan saling menguntungkan.

Pilar pertama ialah sektor perikanan budidaya. Di sepanjang garis pantai Desa Sindon, puluhan bahkan ratusan unit keramba jaring apung (KJA) tertata rapi di atas permukaan air. Sistem ini menjadi metode utama bagi warga untuk membudidayakan berbagai jenis ikan air tawar komersial seperti nila, patin, dan gurami. Ratusan warga terlibat langsung dalam siklus bisnis ini, mulai dari pembibitan, pemberian pakan, pemanenan, hingga penjualan. Ikan hasil budidaya dari Sindon tidak hanya memenuhi permintaan lokal tetapi juga dipasok ke berbagai pasar dan rumah makan di kawasan Soloraya.

Pilar kedua, yang tumbuh dari keberhasilan pilar pertama, ialah sektor pariwisata, khususnya wisata kuliner. Reputasi Desa Sindon sebagai penghasil ikan segar berkualitas telah melahirkan puluhan warung makan dan restoran di tepi waduk. Konsep yang ditawarkan sangat menarik: pengunjung dapat menikmati hidangan ikan bakar atau aneka masakan ikan lainnya yang ikannya diambil langsung dari keramba. Sensasi menyantap hidangan segar sambil menikmati pemandangan matahari terbenam di Waduk Cengklik menjadi daya tarik utama yang mampu menarik ribuan pengunjung setiap pekannya. Geliat pariwisata ini juga membuka peluang usaha turunan seperti jasa sewa perahu, penjualan umpan pancing, dan UMKM makanan ringan.

Tantangan Lingkungan dan Visi Pariwisata Berkelanjutan

Kehidupan yang sangat bergantung pada waduk tentu tidak lepas dari tantangan. Desa Sindon, bersama desa-desa lain di sekitar Waduk Cengklik, menghadapi beberapa isu lingkungan yang serius. Salah satu yang paling utama ialah ledakan populasi tanaman gulma air eceng gondok (Eichhornia crassipes), yang dapat menutupi permukaan air, mengurangi kadar oksigen, dan mengganggu aktivitas perahu serta kesehatan ikan di keramba. Selain itu, ancaman pendangkalan (sedimentasi) dan menjaga kualitas air dari sisa pakan ikan juga menjadi pekerjaan rumah yang harus dihadapi bersama.

Menyadari bahwa kelestarian waduk ialah kunci keberlanjutan ekonomi desa, Pemerintah Desa Sindon bersama kelompok masyarakat dan instansi terkait berupaya untuk turut serta dalam program pengelolaan waduk. Visi pembangunan desa kini tidak hanya berfokus pada peningkatan jumlah wisatawan, tetapi juga pada pengembangan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.

Kepala Desa Sindon, Bapak Saeman, menekankan pentingnya sinergi antara ekonomi dan ekologi. "Kekuatan Sindon ada di air Waduk Cengklik. Visi kami yaitu mengembangkan pariwisata kuliner yang berkualitas sambil ikut bertanggung jawab menjaga kebersihan waduk. Warung yang bersih, lingkungan yang tertata, dan ikan yang sehat ialah kunci utama agar pengunjung terus datang dan alam tetap lestari," ujarnya.

Ke depan, Desa Sindon memiliki potensi besar untuk terus berkembang. Dengan penguatan branding kuliner, penataan kawasan wisata yang lebih baik, serta komitmen yang kuat terhadap kelestarian lingkungan, desa ini berada di jalur yang tepat untuk menjadi destinasi wisata air andalan di Jawa Tengah, di mana setiap riak airnya membawa berkah bagi masyarakat.